ADU GAGASAN PARA CAKETUM DI MUKTAMAR MATHLA’UL ANWAR KE XX



ADU GAGASAN PARA CAKETUM DI MUKTAMAR MATHLA’UL ANWAR KE XX

Lorong diskusi yang digelar Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten dihadiri oleh 4 Calon Ketua Umum (Caketum) Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) di Kampus UNMA Banten, Sabtu (27/03/2021) pukul 10.00 WIB. Lorong diskusi kali ini menggelar edisi khusus MUKTAMAR XX MA dengan tema pertarungan gagasan para Caketum di Muktamar Mathla’ul Anwar

Untuk diketahui, Mathla’ul Anwar akan menggelar pemilihan Ketua Umum PBMA yang KE 20 periode 2021-2026 yang akan digelar tanggal 1 sampai 3 April 2021 yang bertepatan dengan peringatan HUT ke 105 tahun MA.

Ketua panitia lorong diskusi, Said Ariyan mengatakan, kegiatan kali ini memiliki tema khusus mengingat sebentar lagi akan ada pemilihan Ketua Umum PBMA yang akan digelar di Cipayung, Kabupaten Bogor. Pemilihan ini rencananya akan diikuti oleh 6 Caketum.

“Kegiatan ini sebagai instrumen pemanasan para kandidat untuk menyampaikan gagasan yang brilian untuk didengar warga MA dan kemudian di Muktamar nanti pada tanggal 1 sampai tanggal 3 di Bogor. Adapun para kandidat yang tidak dapat hadiri yaitu K.H. Jihaduddin dan K.H. Zainal Abidin Suja’i karena ada kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Namun yang tidak hadir mengikuti kegiatan melalui virtual,” kata dia.

Ia berharap dengan adanya lorong diskusi ini menjadi keterbukaan publik dan sarana bagi Caketum untuk menyampaikan gagasan dan visi misinya.

Pemantik diskusi kali ini yakni tokoh masyarakat MA, Edi Suhaedi. Sosok yang dikenal sebagai orang yang blak-blakan ini mampu membawakan acara menjadi lebih bergairah dan tidak monoton dengan pancingan dan ceritanya.

Adapun penyampain gagasan-gagasan dari para CAKETUM PBMA yang pada kesempatan pertama diberikan kepada K.H Yayan Hudaya. Menurut Caketum asal Soreang Bandung ini, MA sudah dikenal secara luas bahkan mendunia. Hal ini karena kontribusi nyata terhadap masyarakat dalam sektor pendidikan.

Sosok beliau juga Saat ini merupakan Ketua PW Mathla’ul Anwar Provinsi Jawa Barat, baru saja dilantik, ini merupakan periode kedua kepemimpinannya.

Sebelumnya ia merupakan Wakil Ketua Bidang Dakwah PB Mathla’ul Anwar dan juga anggota Majelis Fatwa PB Mathla’ul Anwar

Sebagai figure yang didorong oleh warga, kader dan simpatisan Mathla’ul Anwar. Kiai Yayan menilai bahwa ia harus mampu menjadi mandataris yang bisa menjawab segala keresahan itu. Ia memformulakan itu dalam gagasan besarnya yang dirunut menjadi 3 poin pertama Jangan lupakan historis, kedua Strategis dan ketiga politis.

Di sambung oleh sambutan gagasan kedua oleh K.h. Andi yudi djuwaeli putra dari almarhum tokoh MA dan juga tokoh pendiri Provinsi Banten yaitu Irsyad Djuwaeli

sosok nya juga yang paling muda, KH Andi Yudi Djuwaeli. Dengan semangat di hadapan para peserta diskusi, ia menyatakan diri bahwa ia adalah kanidat termuda. menurut K.h andi Sebagai caketum PB termuda ia membawa gagasan besar untuk Mathla’ul Anwar. dengan Penguatan kelembagaan (internal), bersiyasah dengan umara (pemerintah) dan penguatan terhadap kader. Lalu, secara teritorial kekuatan MA yang sudah mengimbangi kekuatan Muhamadiyah dan NU adalah modal bagi Kiai Andi populerkan nama Mathla’ul Anwar yang identik dengan madrasah.

Menurut dia, tantangan MA kedepan adalah tentang penguatan di berbagai sektor agar keberadaan MA dapat lebih baik.

Selanjutnya ditempat yang sama Caketum PBMA yakni K.H. Mohammad Zen juga Menyampaikan gagasannya Dengan gaya khasnya yang berapi – api, Kiai Mohammad Zen menilai bahwa dialog gagasan ini adalah sesuatu yang baru di Mathla’ul Anwar.

Ini sebagai bentuk transparansi untuk khalayak Mathla’ul Anwar.

Ia juga menyampaikan bahwa namanya muncul dalam bursa kandidat Ketua PB MA, bukan karena dirinya sendiri tapi karena dorongan kader, warga, simpatisan Mathla’ul Anwar

Ada empat visi disampaikan mantan dekan Fakultas Agama UNMA ini, diantaranya mengenai leadership dan manajerial, distingsi (perbedaan) dan ideologi, management aset, dan sikap politik.

Menurut dia, empat hal ini diyakini sangat relevan dan dibutuhkan mengingat perkembangan zaman saat ini.

Sambutan terakhir dari CAKETUM PBMA , K.H. Embay Mulya Syarief berkesempatan menyampaikan gagasannya. Salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten ini menyebutkan kedatangannya ke acara lorong diskusi sebagai urun rembuk.

Ia menyebut visinya sebagai kalimat Yaumiddin atau hari pembalasan, sementara misinya disebut sebagai ibadah.

Untuk itu sosok yang pernah menjadi Calon Wakil Gubernur Banten ini mengajak kepada seluruh Caketum lainnya untuk bersinergi dan sama-sama membangun PBMA kearah yang lebih baik.

Kegiatan ini dilanjut dengan sesi tanya jawab dan sesi diskusi santai. Di akhir acara, para Caketum yang hadir sepakat terhadap satu hal yakni Muktamar mendatang adalah Muktamar kemaslahatan dan bukan ajang untuk bersaing melainkan bersanding.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *